Pages

01 Desember 2011

Jangan Menyembah Berhala


Andaikan di depan mata Anda terhampar satu karung uang seratus ribuan. Uang itu bukan milik Anda. Uang sebanyak itu sitaan dari pihak berwenang atas kasus korupsi. Apa reaksi Anda? Anda mengambilnya dan berusaha memilikinya dengan tidak halal? Atau Anda membiarkannya karena uang itu bukan milik Anda?

Ada suatu pengalaman yang sangat memilukan hati nabi Musa ketika ia memimpin bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir. Waktu itu, bangsa Israel sedang berada di padang gurung di dekat gunung Sinai. Nabi Musa baru saja menerima Sepuluh Perintah Allah. Ia turun dari gunung Sinai.

Sungguh, hatinya terasa sangat sakit ketika ia menyaksikan bangsa Israel membuat patung lembu dari emas. Mereka kemudian menyembah patung buatan tangan mereka itu. Padahal perintah pertama dari Sepuluh Perintah Allah itu adalah Jangan Menyembah Berhala. Serta merta Nabi Musa melemparkan Sepuluh Perintah Allah ke tanah. Ia merasa malu terhadap Tuhan yang telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir. Ia merasa kecewa terhadap perbuatan jahat bangsa itu.

Namun orang-orang tidak peduli terhadap apa yang dilakukan oleh nabi Musa. Mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu benar. Mereka menari-nari mengelilingi patung emas itu. Mereka bersorak-sorai memuja patung emas itu. Hati nabi Musa tercabik-cabik. Ia tidak habis pikir, mengapa bangsa Israel tega melupakan Tuhan yang telah begitu mengasihi mereka.

Akhirnya, nabi Musa mengambil tindakan tegas. Ia menghukum bangsa itu. Ia meminta Tuhan untuk menghancurkan patung emas buatan tangan manusia itu. Bangsa Israel kemudian disadarkan bahwa hanya Tuhan yang mesti mereka sembah. Hanya Tuhan yang patut mendapatkan tempat di hati mereka.

Sahabat, sadar atau tidak, banyak dari kita memberhalakan harta kekayaan. Sekarang ini sedang maraknya korupsi. Orang tidak puas dengan apa yang dimilikinya. Orang tidak puas dengan gaji yang didapatnya dari pekerjaannya. Akibatnya, mereka memberhalakan uang. Mereka rela berkorban demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dengan tidak halal.

Korupsi kemudian merajalela. Siapa yang susah? Ternyata banyak orang yang mengalami penderitaan akibat dari korupsi itu. Misalnya, seseorang yang makan uang untuk proyek air bersih akan meninggalkan kerugian bagi ribuan masyarakat. Seharusnya masyarakat mendapatkan air bersih untuk kehidupan mereka, tetapi karena proyek tidak selesai-selesai, air bersih tidak ada. Masyarakat mesti keluarkan uang untuk membeli air bersih. Ini namanya menyengsarakan rakyat.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa manusia mesti menggunakan harta kekayaan itu untuk kebaikan. Harta kekayaan yang digunakan secara salah akan menyebabkan orang jatuh pada penyembahan berhala. Ada banyak hal di sekitar kita yang dapat kita nikmati. Tetapi hal-hal itu dapat membawa bahaya yang mematikan, apabila kita gunakan dengan tidak bijaksana.

Orang beriman bebas menggunakan harta kekayaan, tetapi tidak menjadikannya berhala. Nah, mari kita berusaha untuk hidup baik dengan tidak menyembah berhala. Uang dan materi jangan kita jadikan tuhan dalam hidup ini. Dengan demikian, kita akan mengalami sukacita dan damai. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

833

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.