Pages

01 Januari 2013

Menjadikan Kegagalan sebagai Pemacu Kemajuan

Apa program-program yang gagal Anda selesaikan di tahun yang lalu? Apa sikap Anda terhadap kegagalan-kegagalan itu? Anda kecewa? Atau Anda bersikap realistis?

Tahun 2012 telah kita lewati. Ada banyak pengalaman indah yang telah menemani perjalanan hidup kita selama satu tahun itu. Namun ada juga pengalaman pahit yang mesti kita lewati. Semua itu menjadi bekal bagi kita untuk melangkah maju di tahun yang baru ini. Kita bisa menyusun strategi-strategi baru untuk menjalani hidup di tahun yang baru ini. Dengan demikian, kita boleh melangkah dengan gagah menyongsong hari depan yang lebih cerah.

Tahun lalu sudah banyak hal saya buat. Namun ada juga banyak rencana yang gagal, karena berbagai alasan. Saya tidak mau tenggelam dalam kegundahan atas kegagalan-kegagalan itu. Malah saya mencoba untuk melaksanakan program-program baru yang lebih menantang. Program-program itu saya yakini akan mampu menghasilkan hal-hal yang berguna bagi kehidupan bersama.

Kalau ada program yang gagal dilaksanakan, bagaimana? Yah, saya mesti realistis dalam hidup ini. Tentu saja tidak begitu saja bisa dilaksanakan dengan mulus. Ada aral yang melintang. Ada tantangan yang mesti diantisipasi. Untuk itu, dibutuhkan strategi-strategi khusus untuk menghadapi semua itu. Lagi-lagi saya tidak mau takabur. Saya mesti tetap realistis terhadap situasi sekitar yang akan saya hadapi.

Banyak orang masih terbelenggu oleh apa yang dialami di masa lalu. Kegagalan yang mereka alami menjadi suatu ganjalan dalam perjalanan hidup mereka. Akibatnya, mereka sulit untuk bangkit dari keterpurukan itu. Mereka hanya terpaku pada kegagalan demi kegagalan itu. Mereka tidak realistis terhadap hidup ini.

Akibat lebih lanjut adalah mereka tidak bisa mengungkapkan potensi mereka secara maksimal, sehingga gagal menjadi orang sukses. Kadang masa lalu itu memang terlalu menyakitkan atau kadang terlalu menyenangkan, sehingga membuat kita sulit untuk melupakannya. Membuat kita tergoda untuk melihat lagi ke belakang. Padahal seharusnya kita terus melangkah dan menatap ke depan.

Kita semestinya bersikap realistis terhadap ini. Kegagalan boleh saja menghinggapi diri kita. Tetapi kegagalan itu mesti kita gunakan sebagai alat pacu untuk kemajuan diri kita. Kita tidak boleh menyerah pada situasi kegagalan itu. Santo Paulus berkata, “Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. “

Mari kita sikapi hari-hari hidup kita dengan lebih realistis. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih baik. Hidup ini menjadi kesempatan bagi kita untuk memajukan hidup kita dan sesama. Selamat Tahun Baru. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO

923

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.