Pages

19 Oktober 2015

Bersimpuh di Hadapan Tuhan Sang Damai Sejati

 
Pernahkah Anda merasa sepi dalam hidup ini? Pernahkah Anda merasa Tuhan jauh dari hidup Anda? Apa yang Anda lakukan?

Suatu malam seseorang bermimpi. Dia mimpi berjalan bersama Tuhan di sepanjang tepian pantai. Di ujung langit sana tergambar peristiwa-peristiwa dari kehidupannya. Di setiap kejadian, ia memperhatikan ada dua pasang jejak kaki di permukaan pasir, satu punyanya dan lainnya jejak kaki Tuhan.

Pada penayangan dari peristiwa itu di akhir hidupnya, dia kembali melihat jejak kaki di permukaan pasir itu. Dia memperhatikan bahwa banyak kali di dalam kehidupannya hanya ada satu jejak kaki. Dia memperhatikan bahwa saat-saat itu adalah saat-saat genting dan penuh kesedihan. Hal itu sungguh membingungkannya.

Lantas ia bertanya kepada Tuhan tentang hal ini, ”Tuhan, Engkau berkata bahwa sekali aku memutuskan untuk mengikut-Mu, Engkau berjanji akan berjalan selamanya bersamaku. Tetapi aku juga memperhatikan, pada masa aku mengalami kesukaran dalam hidupku, hanya ada satu pasang jejak kaki. Aku sungguh tidak mengerti mengapa di saat-saat aku membutuhkanMu, malah Engkau meninggalkanku.”

Tuhan menjawab, ”Anak-Ku yang Kukasihi, Aku mengasihimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Pada saat-saat pencobaan dan penderitaanmu, saat di mana engkau hanya melihat ada satu pasang jejak kaki, itulah saat di mana Aku menggendong engkau.”



Tuhan adalah Setia

Banyak orang merasa bahwa Tuhan tidak peduli terhadap hidup mereka. Apalagi di saat-saat susah dan derita. Akibatnya, mereka berjuang sendiri dalam hidup ini. Mereka berusaha sendiri tanpa bantuan Tuhan. Padahal Tuhan senantiasa menawarkan bantuan-Nya.

Kisah di atas menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan hidup manusia. Bahkan Tuhan menggendong manusia di saat-saat susah hidupnya. Sering manusia lupa akan hal ini. Sering manusia tidak peduli terhadap penyertaan Tuhan. Manusia berusaha menjauh dari Tuhan melalui kesalahan dan dosa-dosanya.

Karena itu, apa yang mesti dibuat oleh manusia? Yang mesti dilakukan oleh manusia adalah kembali kepada Tuhan. Manusia mesti mempersilakan Tuhan untuk hadir dan bekerja di dalam dirinya. Manusia membiarkan Tuhan masuk dan tinggal di dalam dirinya. Dengan demikian, manusia senantiasa mengalami kasih dan kebaikan Tuhan.

Memang, tidak mudah untuk kembali kepada Tuhan. Apalagi manusia yang telah merasakan nikmatinya dosa. Manusia lebih suka tenggelam dalam lumpur dosa. Padahal dalam kondisi seperti itu yang dialami hanyalah kedamaian semu. Untuk itu, manusia mesti selalu mengarahkan hidupnya kepada Tuhan. Kalau manusia ingin memiliki damai yang sejati, manusia mesti menerima Tuhan dalam hidupnya.

Yang mesti selalu diingat adalah Tuhan senantiasa menuntun hidup manusia dalam untung dan malang. Tentang Tuhan yang baik, seorang bijak berkata, ”Sampai masa tuamu Aku tetap Tuhan dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu” (Yesaya 46:4a). Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT

Palembang (masih) Kota Asap



1173b

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.