Pages

19 Oktober 2015

Memberi demi Hidup Bahagia


Apa yang membuat Anda bahagia dalam hidup ini? Harta yang banyak? Uang segudang? Ternyata dua hal ini belum cukup untuk membuat seseorang bahagia. Yang membuat seseorang lebih berbahagia dalam hidupnya adalah memberi dengan penuh sukacita.

Ada pernyataan yang menarik diungkapkan oleh dewan pengamat Propinsi British Colombia, Kanada, beberapa tahun lalu. Pernyataan itu adalah "Sudah sering terdengar bahwa uang tidak dapat membeli kebahagiaan. Namun itu kuno, karena pada nyatanya uang bisa membawa kebahagiaan."

Para ilmuwan di Vancouver, Kanada, mengatakan, “Uang sangat mungkin mendatangkan kebahagiaan sepanjang uang itu dipakai untuk tujuan sosial.”

Elizabeth Dunn, psikolog dari University of British Columbia, berkata, “Penelitian menunjukkan sikap memberi menghasilkan efek bahagia”.

Untuk menyimpulkan hal ini, ia bersama Lara Aknin dan Michael Norton, mahasiswa Harvard Bussines School, melakukan observasi terhadap tingkah laku orang-orang. Observasi ini menghasilkan dua kategori.

Pertama, orang yang memiliki uang dengan kecenderungan berbelanja untuk kepentingan pribadi. Orang-orang ini selalu hidup dengan mengomel, tidak puas, adu mulut dengan kasir toko. Mereka juga memarahi anak-anak. Para isteri kesal terhadap suami mereka, karena masih banyak barang yang tidak bisa dibeli.

Kedua, orang yang mengalokasikan sebagian uangnya untuk tujuan sosial seperti menyumbangkan ke yayasan-yayasan atau orang lain yang membutuhkan. Hasilnya ternyata kelompok orang seperti ini merasa lebih berbahagia dalam hidup mereka.



Berbagi Itu Berbuah

Kalau Anda ingin memilih hidup yang bahagia dan terus mengalaminya sepanjang perjalanan hidup di dunia ini, berbagilah. Semakin sering Anda memberi, maka Anda akan menerima kebahagiaan yang lebih besar dari apa yang pernah terbayangkan oleh diri Anda sendiri.

Hasil penelitian di atas mengungkapkan kebahagiaan yang diperoleh saat orang-orang melepas apa yang mereka miliki dengan sukacita. Mereka tidak mengeluh apalagi menggerutu saat memberi. Bahkan mereka memberi dengan sukacita. Hasilnya, kebahagiaan yang menjadi bagian dari hidup mereka. Hidup mereka menjadi lebih enteng.

Orang beriman mesti memberi dengan sukacita, karena Tuhan telah menganugerahkan kebaikan-kebaikanNya kepada manusia. Memang, hal ini tidak mudah, karena manusia sering mengutamakan kebahagiaan dirinya. Kebahagiaan diri orang lain bukan menjadi target utama.

Karena itu, yang dibutuhkan adalah kita memiliki hati yang terbuka pada penyelenggaraan Tuhan. Kita membiarkan hidup kita dipenuhi oleh rahmat dan kebaikan Tuhan. Dengan demikian, kita pun tergerak hati untuk memberi apa yang dibutuhkan oleh sesama kita. Mari kita belajar untuk memberi dengan sukacita, agar hidup kita senantiasa mengalami damai dan bahagia. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT

Palembang (masih) Kota Asap


1173a

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.